Senin, 26 November 2012

Kanker Lambung

Penyakit kanker lambung merupakan penyakit yang terjadi pada lambung. Penyakit ini termasuk penyakit yang umum terjadi dibeberapa negara, salah satunya di Amerika. Usia rata-rata penderita penyakit kanker lambung adalah 45 tahun ke atas. Walaupun begitu ada kasus-kasus dimana penderita penyakit ini dibawah umur 45 tahun.

Sejauh ini, penderita kanker lambung di Indonesia kebanyakan orang-orang yang berusia di atas 45 tahun dan lebih sering terjadi pada kaum laki-laki. Seperti kebanyakan jenis kanker lainnya, penyebab kanker lambung belum diketahui secara pasti.

Namun menurut beberapa pakar, penyebab penyakit kanker lambung diduga karena adanya bakteri helicobacter pylori, pola makan yang kurang sehat, kurang mengkonsumsi serat sayur atau buah dan pola hidup yang tidak sehat, seperti merokok, mengkonsumsi alkohol serta makan makanan yang dibakar.

Akan tetapi hal tersebut merupakan faktor-faktor penyebab dan tidak bisa disebutkan hanya salah satu karena untuk menyebabkan terjadinya kanker dibutuhkan banyak faktor yang terlibat.

Pada stadium awal, penyakit kanker lambung gejalanya tidak jelas. Inilah yang menyebabkan pasien kanker lambung sering datang ke dokter dalam kondisi sudah berada di stadium lanjut. Gejala pada stadium ini dapat berupa rasa panas pada ulu hati, penurunan berat badan dan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas.

Sedangkan gejala pada stadium lanjut dapat berupa rasa nyeri pada bagian perut atas, mual, muntah, penurunan berat badan yang drastis, muntah darah, buang air besar hitam, anemia dan disertai gejala-gejala penyebaran di organ lain. Misalnya saja pembesaran hati, sakit kuning, pembesaran perut karena pengumpulan cairan atau asites, dan lain sebagainya.

Gejala penyakit kanker lambung bisa dirancukan dengan penyakit tukak lambung atau sakit maag. Hal ini disebabkan gejala yang dikeluhkan hampir sama. Keluhan sakit maag, belum tentu bisa menjadi awal gejala penyakit kanker lambung.

Bila keluhan membaik setelah pengobatan atau bahkan tidak muncul lagi, mungkin itu hanya sakit maag. Namun bila setelah diobati, keluhan tidak berkurang, sebaiknya perlu diwaspadai akan kemungkinan munculnya penyakit kanker lambung.

Produk hewani mengandung beberapa senyawa penyebab kanker yang meningkatkan risiko terkena penyakit kanker lambung. Orang yang memiliki riwayat keluarga yang kuat terkena penyakit kanker lambung dan yang makan daging merah dalam jumlah tinggi tampak memiliki hampir 25 kali lipat peningkatan risiko penyakit ini, dibandingkan dengan orang lain.

Mengatur Pola Makan

Secara khusus, adalah bijaksana untuk menghindari produk hewani yang mengandung nitrat. Daging merah dan daging olahan yang mengandung nitrat meningkatkan risiko penyakit kanker lambung sebanyak tiga kali lipat. Nitrat digunakan sebagai pengawet dalam berbagai jenis daging. Ia dapat mengakibatkan pembentukan nitrosamin, yang dikenal bersifat karsinogen.

Selain itu, kolesterol dan asupan protein hewani terkait dengan subtipe beberapa penyakit kanker lambung dan kerongkongan (esofagus). Daging merah juga mengandung tingkat besi heme yang sangat tinggi, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker saluran pencernaan, termasuk kanker lambung. Diantara cara mengatur pola makan agar terhindari dari penyakit kanker lambung diantaranya adalah:
Pola makan tinggi buah dan sayuran

Peningkatan asupan buah dan sayur dikaitkan dengan penurunan risiko kanker lambung. Ini mungkin karena antioksidan dalam jumlah tinggi, mengurangi pembentukan nitrosamin.
Mengganti biji olahan dengan biji-bijian utuh

Asupan biji-bijian utuh (misalkan beras merah) dan serat makanan dikaitkan dengan penurunan tajam risiko kanker lambung. Sebaliknya, beberapa laporan menunjukkan bahwa konsumsi tinggi karbohidrat olahan meningkatkan risiko, mungkin karena konsumsi buah dan sayur lebih rendah dalam kasus ini.
Menghindari makanan yang asin

Natrium dapat mengiritasi lambung. Tingginya penggunaan garam meja dikaitkan dengan risiko kanker lambung, terutama di Asia, yang sering makan ikan asin, makanan olahan atau asin, dan makanan kedelai yang difermentasi dengan tambahan natrium.
Memelihara berat badan yang sehat

Orang gemuk memiliki risiko dua sampai empat kali lipat mengembangkan kanker lambung, dibandingkan dengan orang dengan berat badan normal. Orang yang paling gemuk memiliki risiko hampir sembilan kali lipat.

Pola makan nabati tidak hanya bebas dari kolesterol dan lemak hewan, melainkan juga berguna untuk menurunkan berat badan. Pilihan terbaik adalah biji-bijian utuh (misalkan beras merah), sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan, tanpa tambahan minyak. Dalam studi penelitian menggunakan pola makan nabati, rata-rata penurunan berat badan sekitar 0,45 kg per minggu.

Pasien yang didiagnosis dengan penyakit kanker lambung yang pola makannya lebih rendah dalam daging hewan memiliki kenaikan angka harapan hidup dibandingkan dengan pasien yang tidak menjalani pembatasan pola makan.

Dari berbagai sumber