Kamis, 15 November 2012

About Difteri

Difteri adalah penyakit infeksi akut pada saluran pernafasan bagian atas. Penyakit ini dominan menyerang anak anak, biasanya bagian tubuh yang diserang adalah tonsil, faring hingga laring yang merupakan saluran pernafasan bagian atas.

Ciri yang khusus pada difteri ialah terbentuknya lapisan yang khas selaput lendir pada saluran nafas, serta adanya kerusakan otot jantung dan saraf.

Penyebab :
Penyebab penyakit difteri adalah jenis bakteri yang diberi nama Cornyebacterium diphteriae.

Cara Penularan :
Difteri bisa menular dengan cara kontak langsung maupun tidak langsung. Air ludah yang berterbangan saat penderita berbicara, batuk atau bersin membawa serta kuman-kuman difteri. Melalui pernafasan kuman masuk ke dalam tubuh orang disekitarnya, maka terjadilah penularan penyakit difteri dari seorang penderita kepada orang-orang disekitarnya.
Gejala :
• Demam, suhu tubuh meningkat sampai 38,9 derajat Celcius,
• Batuk dan pilek yang ringan,
• Sakit dan pembengkakkan pada tenggorokan,
• Mual, muntah, sakit kepala,
• Adanya pembentukan selaput di tenggorokan berwarna putih ke abu-abuan kotor,
• Kaku leher.

Akibat Difteri :
Setelah melalui masa inkubasi selama 2-4 hari kuman difteri membentuk racun atau toksin yang mengakibatkan timbulnya panas dan sakit tenggorokan. Kemudian berlanjut dengan terbentuknya selaput putih di tenggorokan akan menimbulkan gagal nafas, kerusakan jantung dan saraf.
Difteri ini akan berlanjut pada kerusakan kelenjar limfe, selaput putih mata, vagina. Komplikasi lain adalah kerusakan otot jantung dan ginjal.

Pengobatan :
Pengobatan difteri tidak bisa dilaksanakan sendiri dirumah , segeralah di rawat dirumah sakit jangan sampai terlambat. Karena difteri sangat menular penderita perlu diisolasi. Istirahat total di tempat tidur mutlak diperlukan untuk mencegah timbulnya komplikasi yang lebih parah. Fisioterapi sangat diperlukan untuk penderita yang sarafnya mengalami gangguan sehingga mengakibatkan kelumpuhan. Tindakan trakeotomi diperlukan bagi penderita yang tersumbat jalan nafasnya, dengan membuat lubang pada batang tenggorokan.

Pencegahan :
Difteri jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Berikanlah imunisasi pada bayi umur dua bulan sebanyak tiga kali dengan selang satu bulan. Jenis imunisasi ini termasuk dalam LIDL(Lima Imunisasi Dasar Lengkap). Biasanya imunisasi ini berbarengan dengan imunisasi polio, hepatitis B. Sedangkan imunisasi Difteri tergabung dalam Imunisasi DPT(Difteri, Pertusis dan Tetanus). Untuk bayi umur sembilan bulan dilengkapi dengan imunisasi Campak(Morbili). Segeralah imunisasi anak Anda di Posyandu, Puksemas atau pelayanan kesehatan lainnya.

Sekilas Info:
Suspect Difteri Di Dusun Takong

VIRUS difteri yang tergolong langka, mulai diwaspadai menyusul dirawatnya (23/7) seorang balita di RS Soedarso Pontianak karena diduga terjangkit virus mematikan yang konon lebih ganas dari avian influenza (AI) atau flu burung. Untuk memastikan, pihak Rumah Sakit telah melakukan uji laboratorium dan pasien yang kini berstatus ‘suspect difteri’ dirawat khusus di ruang isolasi.Hasil diagnosis dokter, pasien yang masih balita itu ‘suspect difteri’. Hal ini tampak selain gejala yang ditimbulkan panas tinggi, di bagian rongga mulut ditemukan bercak putih dan tenggorokan terasa sakit jika menelan makanan.
”Secara klinis, kami menduga pasien ini kena virus difteri,” kataDokter.Penyakit difteri ini termasuk virus menular. Tidak hanya anak-anak yang terjangkit virus ini, namun kalangan orang dewasa pun juga bisa terjangkit virus yang termasuk langka di dusun Takong.warga sendiri juga heran lantaran virus yang setara dengan avian influenza (AI) ini bisa muncul. Padahal virus difteri bisa muncul dari anak yang tidak diimunisasi sejak kecil. Sehingga bisa menularkan virus ini ke orang lain lewat pernapasan. Pada tanggal 25 juli kemarin balita tersebuttidak tertolong lagi, virus tersebut menjalar ke jantung si pasien.
Sebelumnya, Wingki telah dirawat di Puskesmas Takong. Kabupaten Pontianak pada Jumat (23/7). Oleh petugas medis setempat, Wingki dirujuk ke RSUD Rubini Mempawah pada hari yang sama.

Wingki dirujuk kembali ke RS Santo Antonius. Sehari mendapatkan perawatan di RS Santo Antonius, Sabtu (24/7) Wingki kembali dirujuk ke RSUD Soedarso dan dirawat di ruang isolasi.

Dalam surat rujukan dari Puskesmas Takong yang ditunjukkan orangtuanya, Wingki tercatat menderita demam, batuk, sesak dan pesedou membra (+). Ratna menyatakan putrinya mengeluh sakit pada tenggorokan, batuk-batuk disertai demam selama sepekan terakhir.